Dialog Dengan Rasa


"Kau datang lagi?"

"Dan terus akan datang lagi hingga kamu hilang"

"Kali ini pedang keyakinan apa yang kamu bawa?"

"Keyakinan bahwa aku harus bahagia"

"Walaupun kau tau bahagiamu adalah dia?"

"Itu kenapa aku harus melepas dia dan membuatmu hilang"

"Kau tidak lelah?"

"Aku tidak boleh lelah, atau aku akan kalah"

"Bukannya sudah? Kau kalah, kau jatuh cinta"

"HAHAHAHAAHA. Aku membencimu"

"Ya ya ya. Benci saja aku. Toh kamu tidak akan bisa membenci dia"

"Sial"

"Kau tidak tidak akan bisa membenci orang yang pertama kalinya membuatmu jatuh hati"

"Berhenti"

"Itu kenapa kau memilih menyakiti dirimu sendiri, membunuh perasaanmu sendiri"

"BERHENTI!"

"Bunuh aku. Biarkan hatimu makin mati rasa. Menyenangkan bukan gak bisa menangis lagi?"

"Aku menangis beberapa hari lalu"

"OH YA? WOW! Lalu apa yang kamu lakukan? Ah seperti biasa, lari lagi kan? merendam wajahmu ke air sampai batas nafas?"

"Iya"

"Dasar lemah. Mau sampai kapan kamu menyimpan semuanya sendiri? Sampai kapan kamu mau membohongi ekspresimu sendiri?"

"Aku tidak apa-apa"

"Kadang aku berharap untuk menjadi nyata. Setidaknya aku bisa memelukmu dan bilang terima kasih sudah bertahan sejauh ini di jalan cerita kehidupan ini"

"Terima kasih"

"Masih mau membunuhku?"

"Tidak. Aku akan membiarkanmu"

"Meski aku akan membuatmu sangat merindunya?"

"Jika aku tidak bisa membunuhmu. Biarkan kamu yang perlahan membunuhku"

"Kau jahat sekali pada dirimu sendiri"

"Bukankah itu yang dilakukan semesta padaku?"



Postingan Populer