Tidak Pernah Cukup

Riuh. Ucapan-ucapan itu.

Bahkan menutup telinga juga mampu meredam.

Manusia dengan segala kontradiksinya.

Berpikir bahwa bahagia adalah mereka.

Menuntut, membandingkan, menjatuhkan.


Pecah.

Luka.

Dan berucap maaf seolah kata itu mampu menghapus dengan mudahnya.

Namun lupa, bekas itu selalu disana. Merana tak kasat mata.


Seperti meminta, mengharap, menuntut. Berbeda namun sama maknanya. Ingin apa sesuai mereka.

Ingin segala sesuatu seperti harap mereka.


Seperti tidak pernah cukup.

Padahal untuk sebagian orang, bertahan untuk tetap hidup saja sudah terlalu sulit.

Mengapa manusia lain semakin menyulitkan?

Postingan Populer